Kesan Ekspatriat; Kunjungi Borobudur Cukup Sekali, Bali Berkali-kali
Mantan artis Krisna Mukti yang kini anggota Komisi X DPR mengisahkan pengalamannya mengajak ekspatriat mengunjungi Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tangah. Belum lama ini ia mengajak rekan-rekan ekspatriat dari Eropa, China dan Korea ke Borobudur dan hanya terkesan pada candinya saja yang mengagumkan. Mereka ingin tahu sejarahnya, siapa yang membangun dan kemudian foto-foto.
“ Namun saat ditanya apakah akan mengunjungi Borobudur lagi, dijawab tidak. Sedangkan kalau ke Bali, bisa berkali-kali. Alasannya, Borobudur tidak ada café, dan tidak bisa kongkow-kongkow, sementara pulau dewata lengkap dengan selera wisman,” kata Krisna saat mengunjungi Borobudur bersama Tim Komisi X DPR belum lama ini.
Menurut politisi PKB ini, salah satu contoh para ekspatriat itu menginginkan suasana santai di kafe, minum dan ngobrol bisa berjam-jam. Mereka menyarankan, kenapa di Borobudur tidak dibuat kafe-kafe, seperi Mac Donald yang berciri khas Borobudur atau berciri khas Magelang yang disuguhkan dengan taste internasional seperti Bali.
“ Di Bali juga hanya warung-warung biasa tetapi penjual dan pelayanannya ramah, mau ngobrol bisa sedikit bahasa Inggris. Penyajiannya juga dengan taste internasional. Kami juga ingin melihat keindahan sore Borobudur sambil ngopi, ngobrol melihat pemandangan sekitar. Atau malam-malam bisa ngobrol sampai larut malam sambil melihat keindahan candi, namun disini nggak ada,” tutur Krisna.
Selain itu, sambung dia, Borobudur kurang terasa tradisi Jawanya seperti Jogya atau ketika turis tiba di Bali. Ketika masuk bandaranya, suasana Bali saja sudah terasa. “ Di Borobudur, suasananya tanggunng, desa tidak, kota juga tidak. Mereka ke sini mau lihat keotentikan, keaslian home stay tapi kecewa rumah-rumah yang didatangi rumah biasa, tembok suasana Jawa khas jaman dulu tidak ada,” keluhnya.
Karena itu dia berharap Pemkab Magelang bisa lebih kreatif, inovatif mempunyai terobosan baru supaya orang mau datang lagi ke Borobudur tidak cuma sekali untuk seumur hidup. Selain itu perlu dibuat film promosi yang mudah di akses ke seluruh dunia sehingga bisa menggelitik turis mancanegara mengunjungi Borobudur dan destinasi wisata di Jateng lainnya. (mp), foto : mastur prantono/parle/hr.